Dalam dunia #otomotif, kita sering melihat berbagai jenis bahan bakar di SPBU, seperti Pertalite, Pertamax, Dexlite, hingga Solar. Mungkin muncul pertanyaan, kenapa bahan bakar harus dibedakan? Bukankah kendaraan tetap bisa berjalan meskipun menggunakan satu jenis bahan bakar?
Pada dasarnya, perbedaan jenis bahan bakar bukan sekadar strategi pemasaran, tetapi berkaitan erat dengan spesifikasi mesin kendaraan. Menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai bisa menyebabkan performa mesin menurun, boros bahan bakar, hingga kerusakan jangka panjang. Berikut adalah alasan utama kenapa bahan bakar harus dibedakan.
1. Perbedaan Nilai Oktan dan Cetane
Dua faktor utama dalam membedakan bahan bakar adalah angka oktan untuk mesin bensin dan angka cetane untuk mesin diesel.
Angka Oktan (RON - Research Octane Number)
Pertalite: RON 90
Pertamax: RON 92
Pertamax Turbo: RON 98
Semakin tinggi angka oktan, semakin tahan bahan bakar terhadap knocking (ledakan tidak terkontrol dalam ruang bakar). Mesin dengan rasio kompresi tinggi, seperti mobil sport atau premium, membutuhkan bahan bakar dengan oktan tinggi agar pembakaran lebih sempurna dan tenaga maksimal.
Angka Cetane (CN - Cetane Number)
Dexlite: CN 51
Pertamina Dex: CN 53
Semakin tinggi angka cetane, semakin cepat bahan bakar terbakar dalam mesin diesel, yang berpengaruh pada efisiensi bahan bakar dan emisi gas buang.
2. Sesuai dengan Spesifikasi Mesin
Mesin kendaraan dirancang untuk bekerja dengan bahan bakar tertentu. Misalnya, mobil dengan rasio kompresi tinggi harus menggunakan bahan bakar dengan oktan tinggi (Pertamax atau Pertamax Turbo). Jika dipaksakan menggunakan Pertalite, bisa terjadi knocking yang merusak mesin dalam jangka panjang.
Sebaliknya, mesin diesel juga tidak bisa menggunakan bensin karena sistem pembakarannya berbeda. Mesin diesel menggunakan kompresi tinggi untuk menyalakan bahan bakar, sedangkan mesin bensin memerlukan busi.
3. Efisiensi dan Performa Kendaraan
Menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan spesifikasi mesin membantu meningkatkan efisiensi konsumsi BBM. Misalnya, mesin yang seharusnya memakai Pertamax akan lebih boros jika dipaksa memakai Pertalite karena pembakarannya tidak optimal.
Selain itu, kendaraan yang memakai bahan bakar sesuai spesifikasi akan menghasilkan tenaga lebih optimal, respons lebih baik, dan tarikan lebih ringan.
4. Mengurangi Emisi Gas Buang
Bahan bakar dengan angka oktan dan cetane tinggi biasanya menghasilkan emisi yang lebih bersih. Misalnya, Pertamax Turbo memiliki kandungan sulfur lebih rendah dibandingkan Pertalite, sehingga lebih ramah lingkungan. Hal ini penting untuk mengurangi polusi udara dan memenuhi standar emisi yang semakin ketat.
5. Mencegah Kerusakan Mesin
Penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai dalam jangka panjang bisa merusak komponen mesin, seperti:
Knocking pada mesin bensin, yang bisa menyebabkan keausan piston dan ruang bakar.
Penumpukan karbon, akibat pembakaran yang tidak sempurna, sehingga performa mesin menurun.
Kerusakan injektor pada mesin diesel, jika menggunakan solar berkualitas rendah dengan kandungan sulfur tinggi.
Kesimpulan
Bahan bakar dibedakan bukan tanpa alasan. Setiap jenis kendaraan memiliki spesifikasi mesin yang memerlukan jenis bahan bakar tertentu untuk performa optimal, efisiensi bahan bakar, dan umur mesin yang lebih panjang.
Meskipun kendaraan tetap bisa berjalan dengan bahan bakar yang tidak sesuai, dampaknya bisa merugikan dalam jangka panjang, baik dari segi performa, konsumsi BBM, maupun perawatan mesin. Oleh karena itu, selalu gunakan bahan bakar yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan agar kendaraan tetap awet dan nyaman digunakan.
Bagaimana pengalaman Anda dalam memilih bahan bakar? Bagikan di kolom komentar!
No comments:
Post a Comment